Sebuah banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika
aliran air yang berlebihan merendam daratan. Pengarahan banjir Uni Eropa mengartikan
banjir sebagai perendaman sementara oleh air pada daratan yang biasanya tidak
terendam air. Dalam arti "air mengalir", kata ini juga
dapat berarti masuknya pasang laut. Banjir diakibatkan
oleh volume air di suatu badan air seperti sungai atau danau yang meluap atau
menjebol bendungan sehingga air keluar dari batasan alaminya.
Ukuran danau atau badan air terus
berubah-ubah sesuai perubahan curah hujan dan pencairan salju musiman, namun
banjir yang terjadi tidak besar kecuali jika air mencapai daerah yang
dimanfaatkan manusia seperti desa, kota, dan permukiman lain.
Banjir juga dapat terjadi di sungai,
ketika alirannya melebihi kapasitas saluran air, terutama di kelokan sungai.
Banjir sering mengakibatkan kerusakan rumah dan pertokoan yang dibangun di
dataran banjir sungai alami. Meski kerusakan akibat banjir dapat dihindari
dengan pindah menjauh dari sungai dan badan air yang lain, orang-orang menetap
dan bekerja dekat air untuk mencari nafkah dan memanfaatkan biaya murah serta
perjalanan dan perdagangan yang lancar dekat perairan. Manusia terus menetap di
wilayah rawan banjir adalah bukti bahwa nilai menetap dekat air lebih besar
daripada biaya kerusakan akibat banjir periodik.
Mitos banjir besar adalah kisah mitologi banjir besar yang
dikirimkan oleh Tuhan untuk menghancurkan suatu peradaban sebagai pembalasan agung dan sering muncul dalam mitologi berbagai kebudayaan di dunia.
Pada Rabu 7 Januari petang di Kecamatan Sukaresmi,
Pandeglang mengalami musibah banjir yang terletak di Kecamatan Sukaresmi dan Munjul. Hanya
roda empat ukuran besar saja yang hanya bisa melintas. sementara di permukiman, banjir masih merendam dengan ketinggian hingga 1,5 meter. Bahkan di areal persawahan ketinggian banjir lebih parah mencapai hingga 2 meter. Bayangan kerugian
dan gagal tanam kini menghantui para petani di Desa
Perdana. Akibat dari banjir luapan
Sungai Ciliman, Cilemer dan Cisanggoma
ini mereka mengalami kerugian serta terkena penyakit akibat air kotor yang
terdapat pada banjir. Tak hanya itu saja fasilitas umum seperti sekolah dan pasar
tradisional juga terendam banjir.
Kini mereka mencari tempat pengungsian yang aman dari banjir namun mereka juga
membutuhkan baju bersih, selimut bahkan panganan untuk ditempat posko.
(Tulisan).
(Meytha Laelasari, 2015. Banjir Melanda Bandung, Dan/Riz/ Liputan6.com, Banten)
DAFTAR PUSTAKA
·
O'Connor, Jim E. and John E. Costa. (2004). The
World's Largest Floods, Past and Present: Their Causes and Magnitudes [Circular
1254]. Washington, D.C.: U.S. Department of the Interior, U.S. Geological
Survey.
·
Thompson, M.T. (1964). Historical Floods in
New England [Geological Survey Water-Supply Paper 1779-M]. Washington,
D.C.: United States Government Printing Office.
Powell,
W. Gabe. 2009. Identifying Land Use/Land Cover (LULC) Using National
Agriculture Imagery Program (NAIP) Data as a Hydrologic Model Input for Local
Flood Plain Management. Applied Research Project. Texas State University – San Marcos.(Universitas Gunadarma, 1DD03, Npm: 36214615)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar