“Hewan”
Etimologi
:
Dalam bahasa
Inggris, "hewan" disebut animal, berasal dari bahasa
Latin yaitu "animalis", yang berarti "memiliki
napas". Dalam penggunaan nonformal sehari-hari, kata tersebut
biasanya mengacu pada hewan bukan manusia. Kadang-kadang, kerabat dekat
manusia seperti mamalia dan vertebrata lainnya ditujukan dalam penggunaan nonformal. Hewan dalam
pengertian sistematika modern mencakup hanya kelompok bersel banyak (multiselular) dan terorganisasi dalam fungsi-fungsi
yang berbeda (jaringan), sehingga kelompok ini disebut juga histozoa. Semua binatang heterotrof, artinya tidak membuat energi sendiri, tetapi harus
mengambil dari lingkungan sekitarnya.
Perkembangan Hewan:
Dalam sistematika awal, binatang
mencakup banyak organisme bersel tunggal yang dikelompokkan sebagai Protozoakarena
sifat heterotrof dan bergerak aktif (motil). Pengelompokan ini terus dianut
hingga pertengahan abad ke-20 dan hingga sekarang masih dipakai untuk
kepentingan praktis. Ketika orang mulai menganggap bahwa organisme bersel satu
tidak memiliki organisasi jaringan, dibentuklah kelompok Protista yang
menghimpun semua organisme sederhana yang berperilaku mirip binatang (bergerak, heterotrof).
Perkembangan biologi sejak separuh
akhir abad ke-20 telah menunjukkan bahwa banyak organisme bersel satu tidak
dapat lagi dipertahankan sebagai binatang. Ke dalam "binatang"
dimasukkan semua organisme bersel banyak yang sel spermanya memiliki kesamaan
struktur dengan koanosit, suatu sel generatif primitif. Selain itu, penerapan
konsep evolusidan kladistik telah mengubah
banyak organisasi sistematika hewan. Proses reklasifikasi ini sampai sekarang
masih terus berjalan.
Menurut
para ahli,
terbentuknya hewan-hewan di muka bumi ini dimulai dari zigot
bersel satu yang mengalami pembelahansel dan sel tersebut akan
bertambah banyak yang terbentuk menyerupai bola. Bentuk seperti bola tersebut
akan mengalami perkembangan, yaitu akan melekuk ke dalam sehingga akan
terbentuk dua lapisan, yaitu ektoderm (lapisan luar)
dan endoderm (lapisan
dalam). Ektoderm dalam masa perkembangannya membentuk bagian-bagian tubuh
tertentu, yaitu epidermis, kulit, dan sistem saraf,
sedangkan lapisan endoderm akan berkembang menjadi sistem pencernaan dan
kelenjarnya. Ada beberapa hewan yang berkembang pada tingkat kedua lapisan ini
yang dinamakan diplobastik.
Adapun yang termasuk golongan hewan ini adalah Porifera dan Coelenterata. Di antara kedua
lapisan, yaitu ektoderm dan endoderm akan berkembang dan terbentuk lapisan mesoderm.
Lapisan mesoderm akan berkembang membentuk bagian tubuh yang menjadi otot,
sistem reproduksi, sistem sirkulasi, dan sistem ekskresi. Golongan hewan yang berkembang pada
ketiga tingkat lapisan ini dinamakan triplobastik.
Golongan hewan ini adalah Platyhelminthes dan Nemathelminthes.
Dari hasil penelitian diketahui pada Platyhelminthes belum
mempunyai rongga tubuh, yaitu terlihat tubuhnya padat, tanpa rongga antara usus
dan tubuh terluar sehingga digolongkan sebagai triplobastik aselomata
(selom=rongga tubuh). Adapun pada Nemathelminthes mempunyai
rongga tubuh semu, yaitu mesoderm belum membentuk rongga yang sesungguhnya
karena tampak pada mesoderm belum terbagi menjadi lapisan dalam dan lapisan
luar, yang dinamakan dengan triplobastik pseudoselomata dan
yang mempunyai rongga tubuh dinamakan triplobastik selomata karena
mesodermnya sudah dipisahkan oleh rongga tubuh yang terbentuk menjadi dua
lapisan, yaitu dalam dan luar. Termasuk golongan hewan ini adalah Annelida sampai Chordata.
Dari
uraian di atas dapat diketahui bahwa terbentuknya hewan dimulai dari Protozoa kemudian Porifera, Coelenterata, sampai pada tingkat Mamalia. Jadi, hewan
tersebut mengalami perkembangan dari satu sel menjadi banyak sel hingga
terbentuk triplobastik aselomata, pseudoselomata, sampai selomata.
Hewan
yang digolongkan dalam kelompok Avertebrata memiliki
persamaan ciri, yaitu tidak mempunyai ruas-ruas tulang belakang (vertebrae).
Jika kita amati, golongan hewan ini memiliki pola organisasi tubuh yang agak
sederhana, dibandingkan dengan kelompok hewan Vertebrata.
Dengan dasar inilah hewan-hewan ini dianggap primitif atau merupakan
bentuk-bentuk paling awal dari kehidupan yang telah mengalami sedikit
perubahan.
Pertumbuhan Hewan: Pertumbuhan dan perkembangan hewan dimulai sejak
terbentuknya zigot. Satu sel zigot akan tumbuh dan berkembang dengan
tahap "zigot-morula-blastula-gastrula" hingga terbentuk embrio. Embrio akan
berdiferensi sehingga terbentuk berbagai macam jaringan dan organ. Organ-organ
akan menyatu dan bergabung menjadi organisme. Kemudian, organisme tumbuh dan
berkembang menjadi organisme dewasa.
Pada
siklus hidup hewan tertentu, terjadi perubahan bentuk tubuh dari embrio sampai
dewasa. Perubahan bentuk ini disebut metamorfosis. Metamorfosis
dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu metamorfosis sempurna dan tidak sempurna.
Metamorfosis sempurna dicirikan dengan adanya bentuk tubuh yang berbeda di
setiap fase metamorfosis, misalnya adalah kupu-kupu dan katak. Metamorfosis
tidak sempurna ditandai dengan adanya bentuk tubuh yang sama, tetapi ukurannya
berbeda pada salah satu fase metamorfosis, misalnya adalah belalang dan kecoa.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan hewan dapat dibagi menjadi dua,
yaitu: faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi gen dan hormon.
Gen merupakan faktor keturunan yang diwariskan dari orang tua (induk)
kepada keturunannua, sedangkan hormon merupakan senyawa organik yang mengatur
pertumbuhan dan perkembangan hewan. Faktor eksternal meliputi air, nutrisi, cahaya, aktivitas, dan lingkungan.
Kelasifikasi Hewan:
Anatomi hewan meliputi:
Simetri
Tubuh meliputi:
Lapisan
tubuh meliputi:
·
Diploblastik (ektoderma dan endoderma)
·
Triploblastik (ektoderma, mesoderma, dan endoderma)
Filum
Hewan meliputi :
Makanan/
Nutrisi Hewan meliputi :
(TUGAS)
(Meytha
Laelasari,2015. Hewan, Wikipedia)
Daftar Pustaka
·
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1994. Kurikulum Sekolah
Menangah Umum (GBPP) Mata Pelajaran Biologi. Depdikbud, Jakarta.
·
Hickman Jr, Cleveland P., Roberts, Larry S. 1990. Biology of Animals,
6th ed.. Wm. C. Brown Publisher.
·
Solomon, et. al. 1993. Biology, 3rd ed.. Saunders-College
Publishing, Forth Worth.
·
Duke, NH. 1995. The Physiology of Domestic Animal. Comstock
Publishing: New York
·
Martini. 1998. Fundamental of Anatomy and Physiology 4th ed..
Prentice Hall International Inc., New Jersey
·
Harris, C.L. 1992. Concepts in Zoology. New York: Harper Collin
Publisher, Inc.
·
Suroso, A. & A. Permatasari. 2003. Ensiklopedia Sains dan Kehidupan:
Refernsi dan Petunjuk Lengkap untuk ilmu Biologi, Fisika, dan Kimia. Jakarta:
CV Tarity Samudra Berlian.
(Gunadarma,1DD03,Npm:36214615)
(Gunadarma,1DD03,Npm:36214615)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar