“Konsep Pemasaran dan Dasar Pemasaran Syariah”
A. Pengertian Pemasaran
1.
Pemasaran (bahasa Inggris: marketing)
adalah aktivitas, serangkaian institusi, dan proses menciptakan,
mengomunikasikan, menyampaikan, dan mempertukarkan tawaran yang bernilai bagi
pelanggan, klien, mitra, dan masyarakat umum.
Pemasaran
dimulai dengan pemenuhan kebutuhan manusia yang kemudian bertumbuh menjadi
keinginan manusia. Contohnya, seorang manusia membutuhkan air dalam
memenuhi kebutuhan dahaganya. Jika ada segelas air maka kebutuhan dahaganya
akan terpenuhi. Namun manusia tidak hanya ingin memenuhi kebutuhannya namun
juga ingin memenuhi keinginannya yaitu misalnya segelas air merek Aqua yang
bersih dan mudah dibawa. Maka manusia ini memilih Aqua botol yang
sesuai dengan kebutuhan dalam dahaga dan sesuai dengan keinginannya yang juga
mudah dibawa.
Proses
dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan manusia inilah yang menjadi konsep
pemasaran. Mulai dari pemenuhan produk (product), penetapan harga (price), pengiriman barang (place), dan
mempromosikan barang (promotion). Seseorang yang bekerja
dibidang pemasaran disebut pemasar. Pemasar ini
sebaiknya memiliki pengetahuan dalam konsep dan prinsip pemasaran agar kegiatan
pemasaran dapat tercapai sesuai dengan kebutuhan dan keinginan manusia terutama
pihak konsumen yang dituju.
Strategi
pemasaran merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan dimana strategi
pemasaran merupakan suatu cara mencapai tujuan dari sebuah perusahaan, karna
potensi untuk menjual proposisi terbatas pada jumlah orang yang mengetahui hal
tersebut. Hal ini juga didukung oleh pendapat Swastha “Strategi adalah
serangkaian rancangan besar yang menggambarkan bagaimana sebuah perusahaan
harus beroperasi untuk mencapai tujuannya.”[2] Sehingga dalam menjalankan usaha kecil
khususnya diperlukan adanya pengembangan melalui strategi pemasarannya. Karena
pada saat kondisi kritis justru usaha kecillah yang mampu memberikan
pertumbuhan terhadap pendapatan masyarakat. Pemasaran menurut W. Y. Stanton
pemasaran adalah sesuatu yang meliputi seluruh sistem yang berhubungan dengan
tujuan untuk merencanakan dan menentukan harga sampai dengan mempromosikan dan
mendistribusikan barang dan jasa yang bisa memuaskan kebutuhan pembeli aktual
maupun potensial.[3] Berdasarkan definisi di atas, proses pemasaran
dimulai dari menemukan apa yang diinginkan oleh konsumen. Yang akhirnya
pemasaran memiliki tujuan yaitu :
1.
Konsumen potensial mengetahui
secara detail produk yang kita hasilkan dan perusahaan dapat menyediakan semua
permintaan mereka atas produk yang dihasilkan.
2.
Perusahaan dapat
menjelaskan secara detail semua kegiatan yang berhubungan dengan pemasaran.
Kegiatan pemasaran ini meliputi berbagai kegiatan, mulai dari penjelasan
mengenai produk, desain produk, promosi produk, pengiklanan produk, komunikasi
kepada konsumen, sampai pengiriman produk agar sampai ke tangan konsumen secara
cepat.
3.
Mengenal dan memahami
konsumen sedemikian rupa sehingga produk cocok dengannya dan dapat terjual
dengan sendirinya.
Pada
umumnya kegiatan pemasaran berkaitan dengan koordinasi beberapa kegiatan
bisnis. Strategi pemasaran ini dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai
berikut :
1.
Faktor mikro, yaitu
perantara pemasaran, pemasok, pesaing dan masyarakat
2.
Faktor makro, yaitu
demografi/ekonomi, politik/hukum, teknologi/fisik dan sosial/budaya.
Berikut
ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan untuk pemasaran : Dari sudut
pandang penjual :
1.
Tempat yang strategis
(place),
2.
Produk yang bermutu
(product),
3.
Harga yang kompetitif
(price), dan
4.
Promosi yang gencar
(promotion).
Dari
sudut pandang konsumen :
1.
Kebutuhan dan keinginan
konsumen (customer needs and wants),
2.
Biaya konsumen (cost to
the customer),
3.
Kenyamanan
(convenience), dan
4.
Komunikasi
(comunication).
Dari
apa yang sudah dibahas di atas ada beberapa hal yang dapat disimpulkan, bahwa
pembuatan produk atau jasa yang diinginkan oleh konsumen harus menjadi fokus
kegiatan operasional maupun perencanaan suatu perusahaan. Pemasaran yang
berkesinambungan harus adanya koordinasi yang baik dengan berbagai departemen
(tidak hanya di bagian pemasaran saja), sehingga dapat menciptakan sinergi di
dalam upaya melakukan kegiatan pemasaran.
Pemasaran
pada praktiknya sudah ada sejak zaman peradaban kuno. Bangsa Yunani kuno
dan Romawi telah mempraktikan ilmu dagang dan secara aktif berkomunikasi
persuasif kepada konsumennya. Begitu pula di peradaban-peradaban lain yang maju
perdagangannya.
Namun,
konsep pemasaran moderen yang dikenal saat ini baru muncul dan berkembang pada
masa Revolusi Industri yang
terjadi pada abad ke-18 dan ke-19. Periode ini ditandai dengan munculnya
perubahan-perubahan sosial yang didorong oleh perkembangan teknologi dan
inovasi ilmu pengetahuan. Salah satu perubahan tersebut adalah munculnya industri-industri yang memproduksi barang konsumsi secara
massa. Hal ini didukung pula oleh perkembangan moda
transportasi dan munculnya media massa yang mengharuskan produsen menemukan
cara mengelola distribusi barang dan jasa. Pada masa Revolusi Industri,
barang-barang konsumsi masih tergolong langka dan produsen bisa menjual hampir
semua barang yang mereka produksi selama konsumen mampu membelinya. Karena itu,
mereka fokus ke arah pengembangan produksi dan distribusi dengan berusaha
menekan biaya sekecil-kecilnya. Ini juga berpengaruh terhadap perkembangan
ilmu pemasaran kala itu, yang terkonsentrasi pada efisiensi biaya distribusi dan pembukaan pasar baru.
Sejak
awal abad ke-20 hingga beberapa tahun pasca Perang Dunia II, kompetisi bisnis
semakin meningkat dan fokus ilmu pemasaran mulai pindah dari fokus produksi ke
fokus penjualan. Ilmu komunikasi, periklanan, dan merek mulai menjadi
penting saat perusahaan berusaha menjual sebanyak-banyaknya barang di pasar
yang sudah semakin ramai.]
Ada
beberapa definisi mengenai pemasaran diantaranya adalah :
a. Philip
Kotler (Marketing) pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran.
b. Menurut Philip
Kotler dan Amstrong pemasaran adalah sebagai suatu proses sosial dan managerial
yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan
inginkan lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan
orang lain.
c. Pemasaran
adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk
merencanakan, menentukan harga, promosi dan mendistribusikan barang- barang
yang dapat memuaskan keinginan dan mencapai pasar sasaran serta tujuan
perusahaan.
d. Menurut
W Stanton pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang
ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan
mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan pembeli maupun
pembeli potensial.
Manajemen
Pemasaran
Manajemen pemasaran berasal dari dua kata yaitu manajemen
dan pemasaran. Menurut Kotler dan Armstrong pemasaran adalah analisis,
perencanaan, implementasi, dan pengendalian dari program-program yang dirancang
untuk menciptakan, membangun, dan memelihara pertukaran yang menguntungkan
dengan pembeli sasaran untuk mencapai tujuan perusahaan.Sedangakan manajemen
adalah proses perencanaan (Planning), pengorganisasian (organizing) penggerakan
(Actuating) dan pengawasan.
Jadi dapat diartikan bahwa Manajemen Pemasaran adalah
sebagai analisis, perencanaan, penerapan, dan pengendalian program yang
dirancang untuk menciptakan, membangun, dan mempertahankan pertukaran yang
menguntungkan dengan pasar sasaran dengan maksud untuk mencapai tujuan – tujuan
organisasi.
2.
Menciptakan Nilai dan kepuasan pelanggan
lima
dimensi spesifik dari pelayanan(jasa). Kepuasan lebih inklusif, yaitu kepuasan
di tentukan oleh persepsi terhadap kualitas pelayanan (jasa) , kualitas
produk ,harga, faktor situasi dan faktor pribadi. Customer Satisfaction
Model Konsep kepuasan pelanggan dari zeithaml dan Bitner ini di gunakan dalam
penelitian karena dimensi-dimensi yang mempengaruhi kepuasan pelanggan
mewakili objek penelitian
.
Lovelock
(2005: 102) menjelaskan bahwa kepuasan adalah keadaan emosional, reaksi pasca
pembelian mereka dapat berupa kemarahan, ketidakpuasan,kejengkelan, netralitas,
kegembiraan atau kesenangan. Tidak mengherankan bahwa perusahaan telah menjadi
terosebsi dengan kepuasan pelanggan, mengingat hubungannya yang langsung
dengan kesetiaan pelanggan, pangsa pasar dan keuntungan. Schisffman dan
Kanuk (2004: 14) menandaskan
bahwa kepuasan pelanggan merupakan perasaan seseorang terhadap kinerja
dari suatu produk yang dirasakan dan diharapkannya. Jadi dari definisi
–
definisi
diatas artinya adalah jika perasaan seseorang tersebut memenuhi atau bahkan
melebihi harapannya maka seseorang tersebut dapat dikatakan puas.
Aspek-aspek
yang dapat mempengaruhi kepuasan pelanggan secara efektif (Bhote, 1996: 56), yaitu :
1.Warranty
costs
Beberapa
perusahaan dalam menangani warranty costs produk/jasa mereka dilakukan
melalui persentase penjualan. Kegagalan perusahaan dalam memberi kepuasan
kepada pelanggan biasanya karena perusahaan tidak memberi jaminan
terhadap produk yang mereka jual kepada pelanggan.
2.Penanganan
terhadap komplain dari pelanggan. Secara statistic hal ini penting untuk
diperhatikan, namun seringkali terlambat bagi perusahaan untuk menyadarinya.
Bila komplain/klaim dari pelanggan tidak secepatnya diatasi, maka customer
defections tidak dapat dicegah.
3.Market
Share
Merupakan
hal yang harus diukur dan berkaitan dengan kinerja perusahaan. Jika market
share diukur, maka yang diukur adalah kuantitas, bukan kualitas dari pelayanan
perusahaan.
4.Costs
of poor quality
Hal
ini dapat bernilai memuaskan bila biaya untuk defecting customer dapat
diperkirakan.
5.Industry
reports Terdapat banyak jenis dan industry reports ini, seperti yang
disampaikan oleh J.D Power dalam Bhote, yakni report yang fairest, most
accurate, dan most eagerly yang dibuat oleh perusahaan. Guilitnan (1997:7) mengemukakan bahwa salah satu manfaat
dari kepuasan pelanggan ini adalah dapat meningkatkan loyalitas pelanggan,
seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini. Sedangkan Lovelock (2005:104) mengemukakan bahwa kepuasan
pelanggan memberikan banyak manfaat bagi perusahaan, dan tingkat kepuasan
Bagan Konsekuensi Kepuasan Pelanggan
pelanggan
yang lebih besar. Dalam jangka panjang, akan lebih menguntungkan mempertahankan
pelanggan yang baik daripada terus menerus menarik dan membina pelanggan baru
untuk menggantikan pelanggan yang pergi. Pelanggan yang sangat puas akan
menyebarkan cerita positif dari mulut ke mulut dan malah akan menjadi iklan
berjalan dan berbicara bagi suatu perusahaan, yang akan menurunkan biaya untuk
menarik pelanggan baru seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini mengenai
manfaat dari kepuasan pelanggan. Jadi dari beberapa teori diatas dapat
disimpulkan salah satu manfaat dari kepuasan pelanggan yaitu dapat meningkatkan
loyalitas pelanggan sehingga dapat disimpulkan pula bahwa kepuasan pelanggan
itu sendiri dapat mempengaruhi loyalitas pelanggan. Manfaat Pengukuran Kepuasan
Pelanggan Ukuran kepuasan pelanggan dapat dikategorikan sebagai kurang puas,
puas dan sangat puas
1.Mempelajari
persepsi masing-masing pelanggan terhadap mutu pelayanan yang dicari,diminati
dan diterima atau tidak di terima pelanggan,yang akhirnya pelanggan merasa puas
dan terus melakukan kerja sama.
2.Mengetahui
kebutuhan,keinginan, persyaratan, dan harapan pelanggan pada saat
sekarang dan masa yang akan datang yang disediakan perusahaan yang
sesungguhnya dengan harapan pelanggan atas pelayanan yang diterima.
3.Meningkatkan
mutu pelayanan sesuai dengan harapan-harapan pelanggan.
4.Menyusun
rencana kerja dan menyempurnakan kualitas
pelayanan dimasa akan datang. Mengukur Kepuasan Pelanggan Ada
beberapa metode yang dapat dipergunakan setiap perusahaan untuk mengukur dan
memantau kepuasan pelanggannya dan pelanggan perusahaan pesaing. Kotler (2002: 42), mengemukakan 4 metode untuk mengukur
kepuasan pelanggan, yaitu:
1.Sistem
keluhan dan saran
Sebuah
perusahaan yang berfokus pada pelanggan mempermudah pelanggannya untuk
memberikan saran, pendapat dan keluhan mereka.Media yang di gunakan meliputi
kotak saran yang di letakkan di tempat-tempat strategis,menyediakan kartu
komentar,saluran telepon khusus dan sebagainya.Tetapi karena metode ini cenderung
pasif,maka sulit mendapatkan gambaran lengkap mengenai kepuasan dan tidak
kepuasan pelanggan.Tidak semua pelanggan yang tidak puas lantas akan
menyampaikan keluhannya.Bisa saja mereka langsung beralih ke perusahaan
lain dan tidak akan menjadi pelanggan perusahaan tersebut lagi.
2.Survei
kepuasan pelanggan
Umumnya
banyak penelitian mengenai kepuasan pelanggan di lakukan dengan menggunakan
metode survei baik melalui pos,telepon maupun wawancara pribadi. Pengukuran
kepuasan pelanggan melalui metode ini dapat dilakukan dengan berbagai cara
(Kotler, 2002:15) diantaranya :
a.Directly
Reported Satisfaction
Pengukuran
dilakukan secara langsung melalui pertanyaan.
b.Derived
Dissatisfaction
Pertanyaan
yang di ajukan menyangkut 2 hal utama, yaitu besarnya harapan pelanggan
terhadap atribut tertentu dan besarnya kinerja yang telah mereka rasakan atau
terima.
c. Problem Analysis
d.Pelanggan
yang dijadikan responden diminta untuk mengungkapkan 2 hal pokok,yaitu :
masalah-masalah yang mereka hadapi berkaitan dengan penawaran dari
menajemen perusahaan dan saran-saran untuk melakukan perbaikan.
e. Importance-Performance
Analysis
Dalam
tehnik ini responden diminta meranking berbagai elemen dari penawaran
berdasarkan derajat pentingnya setiap elemen tersebut. Selain itu juga,
responden diminta merangking seberapa baik kinerja perusahaan dalam
masing-masing elemen tersebut.
3.Belanja
siluman (Ghost shopping).
Metode
ini dilaksanakan dengan cara memperkerjakan beberapa orang
(ghost
shopper)
untuk
berperan atau bersikap sebagai pelanggan potensial produk perusahaan dan
pesaing. Lalu
ghost
shopper tersebut menyampaikan temuan-temuannya mengenai kekuatan dan kelemahan
produk perusahaan pesaing berdasarkan pengalaman mereka dalam
pembelian produk-produk tersebut. Selain itu para ghost shopper juga
datang melihat langsung bagaimana karyawan berinteraksi dan memperlakukan para
pelanggannya.Tentunya karyawan tidak boleh tahu kalau atasannya baru melakukan
penilaian akan menjadi bias.
4.Analisis
pelanggan yang hilang (lost customer analysis)
Pihak
perusahaan berusaha menghubungi para pelanggannya yang sudah berhenti
menjadi pelanggan atau beralih ke perusahaan lain. Yang di harapkan adalah
memperoleh informasi bagi perusahaan untuk mengambil kebijakan selanjutnya
dalam rangka meningkatkan kepuasan dan loyalitas pelanggan. Menurut
Tjiptono (2002 : 24) terciptanya kepuasan dapat memberikan beberapa
manfaat diantaranya hubungan antara perusahaan dan pelanggan menjadi harmonis,
menjadi dasar bagi pembelian ulang dan menciptakan loyalitas pelanggan
serta rekomendasi dari mulut ke mulut yang menguntungkan perusahaan.
Kotler (2003 : 140) juga mengemukakan bahwa hubungan antara kepuasan dan
loyalitas adalah saat dimana konsumen mencapai tingkat kepuasan tertinggi yang
menimbulkan ikatan emosi yang kuatdan komitmen jangka panjang
3.
Lingkungan
Pemasaran (Makro dan Mikro)
Definisi Lingkungan Pemasaran
suatu Perusahaan :
A. LINGKUNGAN PEMASARAN meliputi :
1. Lingkungan Mikro
Yaitu berbagai kekuatan yg dekat
dengan perusahaan yang mempengaruhi kemampuannya untuk melayani pelanggan,
terdiri dari :
a. Perusahaan
Dalam merumuskan rencana pemasaran
harus memperhitungkan kelompok-kelompok lainnya dalam perusahaan
misalnya; Manajemen Puncak, Keuangan, R & D, Pembelian, Produksi dan
Akuntansi, dll.
Bagian-bagian ini membentuk suatu
lingkungan mikro suatu perusahaan untuk perencana pemasaran.
b. Pemasok
Adalah perusahaan bisnis dan
perorangan yg menyediakan sumberdaya yg dibutuhkan oleh perusahaan dan
pesaingnya untuk memproduksi barang dan jasa tertentu.
c. Perantara
Perantara Pemasaran adalah mereka yg
membantu perusahaan dalam mempromosikan, menjual, dan mendistribusikan barang
kepada pembeli akhir. Para perantara ini meliputi :
-
Middleman, perusahaan yg membantu mdpt pelanggan
-
Perusahaan Distribusi Fisik, membantu perusahaan dlm menyediakan &
memindahkan barang dari tempat asal ke tempat tujuan.
-
Biro Jasa Pemasaran, meliputi perusahaan riset, biro iklan, perusahaan media,
dan perusahaan konsultan pemasaran, mencarikan sasaran dan menpromosikan produk
ke pasar sasaran secara tepat.
-
Perantara Keuangan, meliputi bank, perusahaan kredit, perusahaan asuransi, dll
dalam membantu transaksi keuangan dan atau menanggung resiko sehubungan dengan
pembelian dan penjualan barang.
d. Pelanggan
Yaitu sejumlah individu, kelompok,
organisasi yang menkonsumsi suatu produk.
Perusahaan dapat beroperasi pada
lima jenis pasar;
-
pasar konsumen,
-
pasar industri,
-
pasar reseller,
-
pasar pemerintah,
-
pasar internasional.
e. Pesaing
Yaitu individu, kelompok, organisasi
yang sama-sama melakukan pemasaran kepada konsumen.
f. Masyarakat (publik)
Yaitu suatu kelompok yg memiliki
minat nyata atau potensial yg berpengaruh terhadap kemampuan organisasi untuk
mencapai sasarannya.
Tujuh jenis publik yg mengelilingi
perusahaan antara lain :
-
publik keuangan
-
publik media
-
publik pemerintah
-
publik kekuatan warga
-
publik local
-
publik umum
-
publik internal
2. LINGKUNGAN MAKRO
Yaitu kekuatan masyarakat yg lebih
luas yg mempengaruhi seluruh lingkungan mikro pemasaran perusahaan yang
mempunyai pengaruh tidak langsung terhadap pemasaran.
Lingkungan makro terdiri dari :
a. Demografi
Adalah bidang studi tentang populasi
manusia menurut besar, kepadatan, lokasi, umur, jenis kelamin, pekerjaan, dan
statistik lainnya.
b. Geografi
Yaitu lingkungan yang dibedakan
berdasarkan letak wilayah.
c. Ekonomi
Yaitu factor-faktor yang mepengaruhi
daya beli dan pola pembelanjaan konsumen. Daya beli total tergantung pada
pendapatan, harga, tabungan, dan kredit pada waktu yang bersangkutan.
Pemasar harus mengetahui
kecenderungan utama dalam pendapatan, dan harus selalu sadar akan adanya pola
pembelanjaan konsumrn yang terus berubah.
d. Lingkungan Teknologi
Yaitu terdiri dari kekuatan-kekuatan
yg mempengaruhi teknologi baru, yang menciptakan produk baru dan
peluang-peluang pasar yang baru. Pemasar harus memperhatikan
kecenderungan-kecenderungan teknologi berikutnya, antara lain :
-
cepatnya laju perubahan teknologi
-
peluang-peluang yang tak terbatas
-
tingginya anggaran litbang
-
meningkatnya peraturan
- dll
e. Politik
Lingkungan ini terdiri dari
undang-undang, instansi pemerintah, dan kelompok penekan yg mempengaruhi dan
membatasi organisasi dan pribadi dalam masyarakat.
Kecenderungan politik utama yg
mempengaruhi manajemen pemasaran adalah :
-
undang-undang yg mengatur perusahaan
-
perubahan pelaksaan undang-undang
pertumbuhan kelompok pembela
kepentingan publik
f. Lingkungan Budaya
Lingkungan budaya (cultural) terdiri
dari lembaga-lembaga dan kekuatan lain yg mempengaruhi nilai dasar, persepsi,
preferensi, dan perilaku masyarakat.
MENGHADAPI LINGKUNGAN PEMASARAN
1. Sebagai lingkungan yg tidak bisa
dikendalikan, perusahaan harus menyesuaikan diri, misalnya :
-
lingkungan geografi,
-
dan lingkungan demografi
2. Sebagai lingkungan yg bisa
dikendalikan, sehingga perusahaan mengambil langkah agresif untuk mempengaruhi
lingkungan, misalnya :
-
konsumen,
-
dan pemasok
B. Dasar Pemasaran syariah
1.
Dari
Era rasional, emosional dan Spiritual
Pasar syariah adalah pasar yang emosional ( emotional market
) , sedangkan pasar konvensional adalah pasar yang rasional ( rational market
).Maksudnya orang tertarik untuk berbisnis pada pasar syariah karena
alasan-alasan keagamaan yang lebih bersifat emosional , bukan karena ingin
mendapatkan keuntungan finansial yang rasional. Sebaliknya,pada pasar
konvensional atau non-syariah , orang ingin mendapatkan keuntungan financial
yang sebesar-besarnya, tanpa terlalu peduli apakah bisnis yang digelutinya
tersebut mungkin menyimpang atau malah bertentangan dengan ajaran agama
nya(Islam).Ketika seorang nasabah rasional mendapatkan informasi bahwa suku
bunga perbankan (konvensional) sedang tinggi , ia menarik dananya di bank
syariah dan memindahkannya ke bank konvensional.Teori pemasaran konvensional
mengatakan ini adalah sikap yang rasional karena dia mencoba menghindar dari
situasi yang kurang menguntungkan. Ini juga bisa dikatakan cara berpikir emosional,karena
hanya mempertimbangkan keuntungan dunia tetapi mengabaikan keuntungan
akhirat.Sebaliknya seorang nasabah yang menurut sebagian pihak emosional karena
mengedepankan nilai-nilai ajaran agamanya(Islam) dalam setiap pengambilan
keputusan investasi ,sebenarnya mempunyai dua perspektif waktu.Pertama,
perspektif waktu sekarang,yaitu ketika ia masih hidup didunia.Kedua,perspektif
waktu setelah mati yaitu periode sejak nasabah meninggal atau kehidupan alam
kubur sampai dengan waktu saat manusia akan dihitung amal baik dan buruknya
selama hidup didunia (dihisab).Adanya perspektif waktu setelah mati pada
nasabah Muslim inidapat menjelaskan mengapa seorang nasabah bank syariah bahkan
bisa menerima keuntungan yang nilainya lebih kecil sepanjang hal itu halal.Praktik
bisnis dan pemasaran sebenarnya bergeser dan mengalami transformasi dari level
intelektual (rasional) , ke emosional , dan akhirnya ke spiritual.Pada
akhirnya,konsumen akan mempertimbangkan kesesuaian produk dan jasa terhadap
nilai-nilai spiritual yang diyakininya.Dilevel intelektual ,pemasaran memang
menjadi seperti “robot” dengan mengandalkan kekuatan logika dan konsep-konsep
keilmuan.Dilevel intelektual (rasional),pemasar menyikapi pemasaran secara
fungsional-teknikal dengan menggunakan sejumlah tools pemasaran seperti ,
segmentansi ,targeting ,positioning, marketing-mix, branding, dan
sebagainya.Dilevel emosional ,kemampuan pemasar dalam memahami emosi dan
perasaan pelanggan menjadi penting.Jika di level intelektual pemasaran layaknya
sebuah “robot” ,di level emosional pemasaran menjadi seperti ”manusia” yang
berperasaan dan empatik.Beberapa konsep pemasaran yang ada pada level emosional
ini antara lain experiential marketing dan emotional branding.Spiritual
marketing merupakan tingkatan tertinggi.Orang tidak semata-mata
menghitung lagi untung atau rugi , tidak terpengaruh lagi dengan hal-hal yang
bersifat duniawi.Dalam bahasa syariah ,spiritual marketing adalah tingkatan
“pemasaran langit:” , yang karena didalam keseluruhan prosesnya tidak ada yang
bertentangan dengan prinsip-prinsip muamalah(bisnis syariah)., ia
mengandung nilai-nilai ibadah ,yang menjadikannya berada pada puncak tertinggi
dalam pemasaran atau muamalah.
2. Spiritual marketing sebagai jiwa
baru
Menurut Stephen R Covey,penulis buku
legendaries , The 7 habbit of highly effective people.Di penghujung puncak
kariernya sebagai konsultan kelas dunia, ia menerbitkan buku baru ,The 8th
habbit : From effectiveness to greatness. Covey akhirnya berkesimpulan bahwa
factor spiritual merupakan factor kunci terakhir yang harus dimiliki seorang
pemimpin dalam suatu perusahaan.Ia menyebutnya dengan “voice”. Seorang
pemimpin harus memiliki empat style yaitu pathfinding (perintisan),aligning (penyelarasan),empowering
(pemberdayaan),dan modeling (panutan).Pada bagian akhir inilah Covey kemudian
menyadari bahwa untuk menjadi pemimpin yang bisa jadi panutan
(modeling),seorang pemimpin haruslah memimpin berdasarkan prinsip.Pemimpin
harus mampu menyatukan kata dengan perbuatan, dan pemimpin adalah orang yang
layak dipercaya.Kata kunci untuk semua ini adalah kejujuran yang senantiasa
menjadi bagian dari nilai-nilai spiritual.Sebenarnya spiritual marketing ini
dapat kita laksanakan dengan optimal jika dalam segala aktivitas sehari-hari
kita menempatkan Tuhan sebagai holder utama.Inilah perbedaan pokok antara
pemasaran biasa dan spiritual marketing.Kita menempatkan Tuhan sebagai
satu-satunya pemilik kepentingan ( the ultimate stake holder).
3. Karakteristik syariah marketing
Ada
4 karakteristik syariah marketing yang dapat menjadi panduan bagi para pemasar
sebagai berikut :
1.Teistis ( rabbaniyyah )
2.Etis (akhalaqiyyah)
3.Realistis
( Al-waqi’iyyah)
4.Humanistis (Al-sinsaniyyah)
1.
Teistis
( Rabbaniyyah )
Salah satu ciri khas syariah marketing yang tidak dimiliki
dalam pemasaran konvensional yang dikenal selama ini adalah sifatnya yang
religious(diniyyah).Kondisi ini tercipta tidak karena keterpaksaan ,tetapi
berangkat dari kesadaran akan nilai-nilai religious,yang dipandang penting dan
mewarnai aktivitas pemasaran agar tidak terperosok kedalam perbuatan yang dapat
merugikan orang lain.Jiwa seorang syariah marketer meyakini bahwa hukum-hukum
syariat yang teistis atau bersifat ketuhanan ini adalah hukum yang paling adil,paling
sempurna,paling selaras dengan segala bentuk kebaikan,paling dapat mencegah
segala bentuk kerusakan,paling mampu mewujudkan kebenaran , memusnahkan
kebatilan dan menyebarluaskan kemasalahan.Karena merasa cukup akan segala
kesempurnaan dan kebaikannya,dia rela melaksanakannya.
3.
Etis (Akhalaqiyyah)
4.
Keistimewaan
yang lain dari syariah marketer selain karena teistis (rabbaniyyah),juga karena
ia sangat mengedepankan masalah akhlak(moral,etika)dalam seluruh aspek
kegiatannya.Kasus Enron, WorldCom ,Global Crossing,serta beberapa kasus korupsi
dinegara kita menunjukkan bahwa nilai-nilai etika dan moral sudah tidak lahi
menjadi pedoman dalam berbisnis.Segala cara dihalalkan asalkan bisa mendapatkan
keuntungan financial yang sebesar-besarnya.Sifat etis ini sebenarnya
merupakan turunan dari sifat teitis (rabbaniyyah)diatas.Dengan demikian syariah
marketing adalah konsep pemasaran yang sangat mengedepankan nilai-nilai moral
dan etika,tidak peduli apapun agamanya.Karena nilai-nilai moral dan etika
adalah nilai yang bersifat universal,yang diajarkan oleh semua agama.
5.
Realistis
(Al-Waq’iyyah)
6.
Syariah
marketing bukanlah konsep yang eksklusif,fanatis,anti-modernitas,dan
kaku.Syariah marketing adalah konsep pemsaran yang fleksibel sebagaimana
keluasan dan keluwesan syariah Islamiyah yang melandasinya.
7.
Syariah
marketer bukanlah berarti pemasar itu harus berpenampilan ala bangsa Arab dan
mengharamkan dasi karena dianggap symbol masyarakat barat,misalnya.Syariah
marketer adalah para pemasar professional dengan penampilan yang bersih
rapi,dan bersahaja ,apapun model atau gaya berpakaian yang dikenakannya.Mereka
bekerja dengan professional dan mengedepankan nilai-nilai
religius,kesalehan,aspek moral,dan kejujuran dalam segala aktivitas
pemasarannya.Ia tidak kaku,tidak eksklusif tetapi sangat fleksibel dan luwes
dalam besikap dan bergaul.Ia sangat memahami bahwa dalam situasi pergaulan di
lingkungan yang sangat heterogen,dengan bergam suku,agama,dan ras,ada ajaran
yang diberikan oleh Allah Swt ,dan dicontohkan oleh Nabi untuk bisa bersikap
lebih bersahabat,santun,dan simpatik terhadap saudara-saudaranya dari umat
lain.Ada sejumlah pedoman dalam kemunafikan,kecurangan,kebohongan,atau penipuan
yang sudah biasa terjadi dalam dunia bisnis.Akan tetapi,syariah marketing
berusaha tegar,istiqamah,dan menjadi cahaya penerang ditengah-tengah kegelapan.
8.
Humanistis
(Al-insaniyyah)
Keistimewaan syariah marketing yang lain adalah sifatnya
yangsifatnya humanistis dan universal.Pengertian humanistis (al-insaniyyah)
adalah bahwa syariah diciptakan untuk manusia agar derajatnya terangkat,sifat
kemanusiaannya terjaga dan terpelihara,serta sifat kehewanannya dapat terkekang
dengan panduan syariah.Dengan memiliki nilai humanistis ia menjadi manusia yang
terkontrol dan seimbang (tawazun), bukan manusia yang serakah ,yang
menghalalkan segala cara untuk meraih keuntungan yang sebesar-besarnya.Bukan
menjadi manusia yang bisa bahagia diatas penderitaan orang lain atau manusia
yang hatinya kering dengan kepedulian sosial.Syariat Islam adalah syariah humanistis(insaniyyah).Syariat
Islam diciptakan untuk manusia sesuai dengan kapasitasnya tanpa menghiraukan
ras, warna kulit ,kebangsaan dan status.Hal inilah yang membuat syariah
memiliki sifat universal sehingga menjadi syariat humanistis universal.Diantara
dalil-dalil tentang sifat humanistis dan universal syariat Islam adalah prinsip
ukhuwwah insaniyyah (persaudaraan antarmanusia ).Islam tidak memedulikan semua
factor yang membeda-bedakan manusia,baik asal daerah,warna kulit,maupun status
social.Islam mengarahkan seruannya kepada manusia,bukan kepada sekelompok orang
tertentu,atas dasar ikatan persaudaraan antar sesama manusia.
REFERENSI :
2.http://www.academia.edu/5004226/MENCIPTAKAN_NILAI_PELANGGAN_KEPUASAN_DAN_LOYALITAS_MAKALAH_INDIVIDU
Matakuliah : Pemasaran Usaha Syariah
Dosen :(Supriyo Hartadi W)
Kelas
: 2dd02
Tidak ada komentar:
Posting Komentar