Jumat, 18 Maret 2016

Konsep pemasaran secara umum dan Dasar dasar pemasaran Syariah




“Konsep Pemasaran dan Dasar Pemasaran Syariah”



Nama             : Meytha Laelasari
Npm                : 36214615
Kelas               : 2dd02
Matakuliah    : Pemasaran Usaha Syariah
Dosen              : Supriyo Hartadi W





A.   Pengertian Pemasaran

1.                  Pemasaran adalah aktivitas, serangkaian institusi, dan proses menciptakan, mengomunikasikan, menyampaikan, dan mempertukarkan tawaran yang bernilai bagi pelanggan, klien, mitra, dan masyarakat umum.
Pemasaran dimulai dengan pemenuhan kebutuhan manusia yang kemudian bertumbuh menjadi keinginan manusia. Contohnya, seorang manusia membutuhkan air dalam memenuhi kebutuhan dahaganya. Jika ada segelas air maka kebutuhan dahaganya akan terpenuhi. Namun manusia tidak hanya ingin memenuhi kebutuhannya namun juga ingin memenuhi keinginannya yaitu misalnya segelas air merek Aqua yang bersih dan mudah dibawa. Maka manusia ini memilih Aqua botol yang sesuai dengan kebutuhan dalam dahaga dan sesuai dengan keinginannya yang juga mudah dibawa.
Proses dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan manusia inilah yang menjadi konsep pemasaran. Mulai dari pemenuhan produk (product), penetapan harga (price), pengiriman barang (place), dan mempromosikan barang (promotion). Seseorang yang bekerja dibidang pemasaran disebut pemasar. Pemasar ini sebaiknya memiliki pengetahuan dalam konsep dan prinsip pemasaran agar kegiatan pemasaran dapat tercapai sesuai dengan kebutuhan dan keinginan manusia terutama pihak konsumen yang dituju.
Strategi pemasaran merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan dimana strategi pemasaran merupakan suatu cara mencapai tujuan dari sebuah perusahaan, karna potensi untuk menjual proposisi terbatas pada jumlah orang yang mengetahui hal tersebut. Hal ini juga didukung oleh pendapat Swastha “Strategi adalah serangkaian rancangan besar yang menggambarkan bagaimana sebuah perusahaan harus beroperasi untuk mencapai tujuannya. Sehingga dalam menjalankan usaha kecil khususnya diperlukan adanya pengembangan melalui strategi pemasarannya. Karena pada saat kondisi kritis justru usaha kecillah yang mampu memberikan pertumbuhan terhadap pendapatan masyarakat.
Pemasaran menurut W. Y. Stanton pemasaran adalah sesuatu yang meliputi seluruh sistem yang berhubungan dengan tujuan untuk merencanakan dan menentukan harga sampai dengan mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang bisa memuaskan kebutuhan pembeli aktual maupun potensial. Berdasarkan definisi di atas, proses pemasaran dimulai dari menemukan apa yang diinginkan oleh konsumen. Yang akhirnya pemasaran memiliki tujuan yaitu :
1.     Konsumen potensial mengetahui secara detail produk yang kita hasilkan dan perusahaan dapat menyediakan semua permintaan mereka atas produk yang dihasilkan.
2.     Perusahaan dapat menjelaskan secara detail semua kegiatan yang berhubungan dengan pemasaran. Kegiatan pemasaran ini meliputi berbagai kegiatan, mulai dari penjelasan mengenai produk, desain produk, promosi produk, pengiklanan produk, komunikasi kepada konsumen, sampai pengiriman produk agar sampai ke tangan konsumen secara cepat.
3.     Mengenal dan memahami konsumen sedemikian rupa sehingga produk cocok dengannya dan dapat terjual dengan sendirinya.
Pada umumnya kegiatan pemasaran berkaitan dengan koordinasi beberapa kegiatan bisnis. Strategi pemasaran ini dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :
1.     Faktor mikro, yaitu perantara pemasaran, pemasok, pesaing dan masyarakat
2.     Faktor makro, yaitu demografi/ekonomi, politik/hukum, teknologi/fisik dan sosial/budaya.
Berikut ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan untuk pemasaran : Dari sudut pandang penjual :
1.     Tempat yang strategis (place),
2.     Produk yang bermutu (product),
3.     Harga yang kompetitif (price), dan
4.     Promosi yang gencar (promotion).
Dari sudut pandang konsumen :
1.     Kebutuhan dan keinginan konsumen (customer needs and wants),
2.     Biaya konsumen (cost to the customer),
3.     Kenyamanan (convenience), dan
4.     Komunikasi (comunication).
Dari apa yang sudah dibahas di atas ada beberapa hal yang dapat disimpulkan, bahwa pembuatan produk atau jasa yang diinginkan oleh konsumen harus menjadi fokus kegiatan operasional maupun perencanaan suatu perusahaan. Pemasaran yang berkesinambungan harus adanya koordinasi yang baik dengan berbagai departemen (tidak hanya di bagian pemasaran saja), sehingga dapat menciptakan sinergi di dalam upaya melakukan kegiatan pemasaran.
Pemasaran pada praktiknya sudah ada sejak zaman peradaban kuno. Bangsa Yunani kuno dan Romawi telah mempraktikan ilmu dagang dan secara aktif berkomunikasi persuasif kepada konsumennya. Begitu pula di peradaban-peradaban lain yang maju perdagangannya.
Namun, konsep pemasaran moderen yang dikenal saat ini baru muncul dan berkembang pada masa Revolusi Industri yang terjadi pada abad ke-18 dan ke-19. Periode ini ditandai dengan munculnya perubahan-perubahan sosial yang didorong oleh perkembangan teknologi dan inovasi ilmu pengetahuan. Salah satu perubahan tersebut adalah munculnya industri-industri yang memproduksi barang konsumsi secara massa. Hal ini didukung pula oleh perkembangan moda transportasi dan munculnya media massa yang mengharuskan produsen menemukan cara mengelola distribusi barang dan jasa. Pada masa Revolusi Industri, barang-barang konsumsi masih tergolong langka dan produsen bisa menjual hampir semua barang yang mereka produksi selama konsumen mampu membelinya. Karena itu, mereka fokus ke arah pengembangan produksi dan distribusi dengan berusaha menekan biaya sekecil-kecilnya. Ini juga berpengaruh terhadap perkembangan ilmu pemasaran.
Sejak awal abad ke-20 hingga beberapa tahun pasca Perang Dunia II, kompetisi bisnis semakin meningkat dan fokus ilmu pemasaran mulai pindah dari fokus produksi ke fokus penjualan. Ilmu komunikasi, periklanan, dan merek mulai menjadi penting saat perusahaan berusaha menjual sebanyak-banyaknya barang di pasar yang sudah semakin ramai.

Ada beberapa definisi mengenai pemasaran diantaranya adalah :
a. Philip Kotler (Marketing) pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran.
b. Menurut Philip Kotler dan Amstrong pemasaran adalah sebagai suatu proses sosial dan managerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain.
c. Pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, promosi dan mendistribusikan barang- barang yang dapat memuaskan keinginan dan mencapai pasar sasaran serta tujuan perusahaan.
d. Menurut W Stanton pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan pembeli maupun pembeli potensial.

Manajemen Pemasaran
Manajemen pemasaran berasal dari dua kata yaitu manajemen dan pemasaran. Menurut Kotler dan Armstrong pemasaran adalah analisis, perencanaan, implementasi, dan pengendalian dari program-program yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan memelihara pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran untuk mencapai tujuan perusahaan.Sedangakan manajemen adalah proses perencanaan (Planning), pengorganisasian (organizing) penggerakan (Actuating) dan pengawasan.
Jadi dapat diartikan bahwa Manajemen Pemasaran adalah sebagai analisis, perencanaan, penerapan, dan pengendalian program yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan pasar sasaran dengan maksud untuk mencapai tujuan – tujuan organisasi.

2.      Menciptakan Nilai dan kepuasan pelanggan

Lima dimensi spesifik dari pelayanan(jasa). Kepuasan lebih inklusif, yaitu kepuasan di tentukan oleh persepsi terhadap kualitas pelayanan (jasa) , kualitas  produk ,harga, faktor situasi dan faktor pribadi. Customer Satisfaction Model Konsep kepuasan pelanggan dari zeithaml dan Bitner ini di gunakan dalam  penelitian karena dimensi-dimensi yang mempengaruhi kepuasan pelanggan mewakili objek penelitian
.
Lovelock (2005: 102) menjelaskan bahwa kepuasan adalah keadaan emosional, reaksi pasca pembelian mereka dapat berupa kemarahan, ketidakpuasan,kejengkelan, netralitas, kegembiraan atau kesenangan. Tidak mengherankan bahwa perusahaan telah menjadi terosebsi dengan kepuasan  pelanggan, mengingat hubungannya yang langsung dengan kesetiaan pelanggan,  pangsa pasar dan keuntungan. Schisffman dan Kanuk (2004: 14) menandaskan  bahwa kepuasan pelanggan merupakan perasaan seseorang terhadap kinerja dari suatu produk yang dirasakan dan diharapkannya.
Jadi dari definisi definisi diatas artinya adalah jika perasaan seseorang tersebut memenuhi atau bahkan melebihi harapannya maka seseorang tersebut dapat dikatakan puas.


Aspek-aspek yang dapat mempengaruhi kepuasan pelanggan secara efektif (Bhote, 1996: 56), yaitu : 
1.Warranty costs
Beberapa perusahaan dalam menangani warranty costs  produk/jasa mereka dilakukan melalui persentase penjualan. Kegagalan  perusahaan dalam memberi kepuasan kepada pelanggan biasanya karena  perusahaan tidak memberi jaminan terhadap produk yang mereka jual kepada pelanggan.
2.Penanganan terhadap komplain dari pelanggan. Secara statistic hal ini  penting untuk diperhatikan, namun seringkali terlambat bagi perusahaan untuk menyadarinya. Bila komplain/klaim dari pelanggan tidak secepatnya diatasi, maka customer defections tidak dapat dicegah.
3.Market Share
Merupakan hal yang harus diukur dan berkaitan dengan kinerja perusahaan. Jika market share diukur, maka yang diukur adalah kuantitas, bukan kualitas dari pelayanan perusahaan.
4.Costs of poor quality
Hal ini dapat bernilai memuaskan bila biaya untuk defecting customer dapat diperkirakan.
5.Industry reports Terdapat banyak jenis dan industry reports ini, seperti yang disampaikan oleh J.D Power dalam Bhote, yakni report yang fairest, most accurate, dan most eagerly yang dibuat oleh perusahaan. Guilitnan (1997:7) mengemukakan bahwa salah satu manfaat dari kepuasan pelanggan ini adalah dapat meningkatkan loyalitas pelanggan, seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini. Sedangkan Lovelock (2005:104) mengemukakan bahwa kepuasan  pelanggan memberikan banyak manfaat bagi perusahaan, dan tingkat kepuasan Bagan Konsekuensi Kepuasan pelanggan yang lebih besar. Dalam jangka panjang, akan lebih menguntungkan mempertahankan pelanggan yang baik daripada terus menerus menarik dan membina pelanggan baru untuk menggantikan pelanggan yang pergi. Pelanggan yang sangat puas akan menyebarkan cerita positif dari mulut ke mulut dan malah akan menjadi iklan berjalan dan berbicara bagi suatu perusahaan, yang akan menurunkan biaya untuk menarik pelanggan baru seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini mengenai manfaat dari kepuasan pelanggan. Jadi dari beberapa teori diatas dapat disimpulkan salah satu manfaat dari kepuasan pelanggan yaitu dapat meningkatkan loyalitas pelanggan sehingga dapat disimpulkan pula bahwa kepuasan pelanggan itu sendiri dapat mempengaruhi loyalitas pelanggan. Manfaat Pengukuran Kepuasan Pelanggan Ukuran kepuasan pelanggan dapat dikategorikan sebagai kurang puas,  puas dan sangat puas
1.Mempelajari persepsi masing-masing pelanggan terhadap mutu pelayanan yang dicari,diminati dan diterima atau tidak di terima pelanggan,yang akhirnya pelanggan merasa puas dan terus melakukan kerja sama.
2.Mengetahui kebutuhan,keinginan, persyaratan, dan harapan pelanggan  pada saat sekarang dan masa yang akan datang yang disediakan  perusahaan yang sesungguhnya dengan harapan pelanggan atas pelayanan yang diterima.
3.Meningkatkan mutu pelayanan sesuai dengan harapan-harapan pelanggan.
4.Menyusun rencana kerja dan menyempurnakan kualitas pelayanan dimasa akan datang. Mengukur Kepuasan Pelanggan Ada beberapa metode yang dapat dipergunakan setiap perusahaan untuk mengukur dan memantau kepuasan pelanggannya dan pelanggan perusahaan  pesaing. Kotler (2002: 42), mengemukakan 4 metode untuk mengukur kepuasan  pelanggan, yaitu:
1.Sistem keluhan dan saran
Sebuah perusahaan yang berfokus pada pelanggan mempermudah  pelanggannya untuk memberikan saran, pendapat dan keluhan mereka.Media yang di gunakan meliputi kotak saran yang di letakkan di tempat-tempat strategis,menyediakan kartu komentar,saluran telepon khusus dan sebagainya.Tetapi karena metode ini cenderung pasif,maka sulit mendapatkan gambaran lengkap mengenai kepuasan dan tidak kepuasan pelanggan.Tidak semua pelanggan yang tidak puas lantas akan menyampaikan keluhannya.Bisa saja mereka langsung beralih ke  perusahaan lain dan tidak akan menjadi pelanggan perusahaan tersebut lagi.
2.Survei kepuasan pelanggan
Umumnya banyak penelitian mengenai kepuasan pelanggan di lakukan dengan menggunakan metode survei baik melalui pos,telepon maupun wawancara pribadi. Pengukuran kepuasan pelanggan melalui metode ini dapat dilakukan dengan berbagai cara (Kotler, 2002:15) diantaranya :
a.Directly Reported Satisfaction
Pengukuran dilakukan secara langsung melalui pertanyaan.  
b.Derived Dissatisfaction
Pertanyaan yang di ajukan menyangkut 2 hal utama, yaitu besarnya harapan pelanggan terhadap atribut tertentu dan besarnya kinerja yang telah mereka rasakan atau terima.
 c. Problem Analysis
d.Pelanggan yang dijadikan responden diminta untuk mengungkapkan 2 hal  pokok,yaitu : masalah-masalah yang mereka hadapi berkaitan dengan  penawaran dari menajemen perusahaan dan saran-saran untuk melakukan  perbaikan.
e. Importance-Performance Analysis
Dalam tehnik ini responden diminta meranking berbagai elemen dari  penawaran berdasarkan derajat pentingnya setiap elemen tersebut. Selain itu juga, responden diminta merangking seberapa baik kinerja perusahaan dalam masing-masing elemen tersebut.
3.Belanja siluman (Ghost shopping).
Metode ini dilaksanakan dengan cara memperkerjakan beberapa orang
(ghost shopper)
untuk berperan atau bersikap sebagai pelanggan potensial  produk perusahaan dan pesaing. Lalu
 ghost shopper tersebut menyampaikan temuan-temuannya mengenai kekuatan dan kelemahan  produk perusahaan pesaing berdasarkan pengalaman mereka dalam  pembelian produk-produk tersebut. Selain itu para ghost shopper  juga datang melihat langsung bagaimana karyawan berinteraksi dan memperlakukan para pelanggannya.Tentunya karyawan tidak boleh tahu kalau atasannya baru melakukan penilaian akan menjadi bias.
4.Analisis pelanggan yang hilang  (lost customer analysis)
 Pihak perusahaan berusaha menghubungi para pelanggannya yang sudah  berhenti menjadi pelanggan atau beralih ke perusahaan lain. Yang di harapkan adalah memperoleh informasi bagi perusahaan untuk mengambil kebijakan selanjutnya dalam rangka meningkatkan kepuasan dan loyalitas  pelanggan. Menurut Tjiptono (2002 : 24) terciptanya kepuasan dapat memberikan  beberapa manfaat diantaranya hubungan antara perusahaan dan pelanggan menjadi harmonis, menjadi dasar bagi pembelian ulang dan menciptakan loyalitas  pelanggan serta rekomendasi dari mulut ke mulut yang menguntungkan  perusahaan. Kotler (2003 : 140) juga mengemukakan bahwa hubungan antara kepuasan dan loyalitas adalah saat dimana konsumen mencapai tingkat kepuasan tertinggi yang menimbulkan ikatan emosi yang kuatdan komitmen jangka panjang

3.      Lingkungan pemasaran mikro dan makro
Definisi Lingkungan Pemasaran suatu Perusahaan :
Pelaku-pelaku  (aktor) dan kekuatan-kekuatan yang berada diluar fungsi manajemen pemasaran perusahaan yg akan mempengaruhi kemampuan manajemen pemasaran untuk mengembangkan dan membina transaksi yang berhasil dengan para pelanggan  sasarannya.

A. LINGKUNGAN PEMASARAN meliputi :
1. Lingkungan Mikro
Yaitu berbagai kekuatan yg dekat dengan perusahaan yang mempengaruhi kemampuannya untuk melayani pelanggan, terdiri dari :



a. Perusahaan
Dalam merumuskan rencana pemasaran harus memperhitungkan kelompok-kelompok lainnya dalam perusahaan misalnya; Manajemen Puncak, Keuangan, R & D, Pembelian, Produksi dan Akuntansi, dll.
Bagian-bagian ini membentuk suatu lingkungan mikro suatu perusahaan untuk perencana pemasaran.

b. Pemasok
Adalah perusahaan bisnis dan perorangan yg menyediakan sumberdaya yg dibutuhkan oleh perusahaan dan pesaingnya untuk memproduksi barang dan jasa tertentu.

c. Perantara
Perantara Pemasaran adalah mereka yg membantu perusahaan dalam mempromosikan, menjual, dan mendistribusikan barang kepada pembeli akhir. Para perantara ini meliputi :
-          Middleman, perusahaan yg membantu mdpt pelanggan
-         Perusahaan Distribusi Fisik, membantu perusahaan dlm menyediakan & memindahkan barang dari tempat asal ke tempat tujuan.
-         Biro Jasa Pemasaran, meliputi perusahaan riset, biro iklan, perusahaan media, dan perusahaan konsultan pemasaran, mencarikan sasaran dan menpromosikan produk ke pasar sasaran secara tepat.
-         Perantara Keuangan, meliputi bank, perusahaan kredit, perusahaan asuransi, dll dalam membantu transaksi keuangan dan atau menanggung resiko sehubungan dengan pembelian dan penjualan barang.

d. Pelanggan
Yaitu sejumlah individu, kelompok, organisasi yang        menkonsumsi suatu produk.
Perusahaan dapat beroperasi pada lima jenis pasar;
-         pasar konsumen,
-         pasar industri,
-         pasar reseller,
-         pasar pemerintah,
-         pasar internasional.

e. Pesaing
Yaitu individu, kelompok, organisasi yang sama-sama    melakukan pemasaran kepada konsumen.

f.  Masyarakat (publik)
Yaitu suatu kelompok yg memiliki minat nyata atau potensial yg berpengaruh terhadap kemampuan organisasi untuk mencapai sasarannya.

Tujuh jenis publik yg mengelilingi perusahaan antara lain :
-         publik keuangan
-         publik media
-         publik pemerintah
-         publik kekuatan warga
-         publik local
-         publik umum
-         publik internal

2.   LINGKUNGAN MAKRO
Yaitu kekuatan masyarakat yg lebih luas yg mempengaruhi seluruh lingkungan mikro pemasaran perusahaan yang mempunyai pengaruh tidak langsung terhadap pemasaran.

Lingkungan makro terdiri dari :
a. Demografi
Adalah bidang studi tentang populasi manusia menurut besar, kepadatan, lokasi, umur, jenis kelamin, pekerjaan, dan statistik lainnya.
b. Geografi
Yaitu lingkungan yang dibedakan berdasarkan letak wilayah.

c. Ekonomi
Yaitu factor-faktor yang mepengaruhi daya beli dan pola pembelanjaan konsumen. Daya beli total tergantung pada pendapatan, harga, tabungan, dan kredit pada waktu yang bersangkutan.
Pemasar harus mengetahui kecenderungan utama dalam pendapatan, dan harus selalu sadar akan adanya pola pembelanjaan konsumrn yang terus berubah.

d. Lingkungan Teknologi
Yaitu terdiri dari kekuatan-kekuatan yg mempengaruhi teknologi baru, yang menciptakan produk baru dan peluang-peluang pasar yang baru. Pemasar harus memperhatikan kecenderungan-kecenderungan teknologi berikutnya, antara lain :
-      cepatnya laju perubahan teknologi
-      peluang-peluang yang tak terbatas
-      tingginya anggaran litbang
-      meningkatnya peraturan
-      dll

e. Politik
Lingkungan ini terdiri dari undang-undang, instansi pemerintah, dan kelompok penekan yg mempengaruhi dan membatasi organisasi dan pribadi dalam masyarakat.
Kecenderungan politik utama yg mempengaruhi manajemen pemasaran adalah :
-      undang-undang yg mengatur perusahaan
-      perubahan pelaksaan undang-undang
pertumbuhan kelompok pembela kepentingan publik

f. Lingkungan  Budaya
Lingkungan budaya (cultural) terdiri dari lembaga-lembaga dan kekuatan lain yg mempengaruhi nilai dasar, persepsi, preferensi, dan perilaku masyarakat.




MENGHADAPI LINGKUNGAN PEMASARAN

1. Sebagai lingkungan yg tidak bisa dikendalikan, perusahaan harus menyesuaikan diri, misalnya :
-         lingkungan geografi,
-         dan lingkungan demografi
2. Sebagai lingkungan yg bisa dikendalikan, sehingga perusahaan mengambil langkah agresif untuk mempengaruhi lingkungan, misalnya :
-         konsumen,
-         dan pemasok

B.   Dasar Pemasaran syariah

1.                  Dari Era rasional, emosional dan Spiritual
Pasar syariah adalah pasar yang emosional ( emotional market ) , sedangkan pasar konvensional adalah pasar yang rasional ( rational market ).Maksudnya orang tertarik untuk berbisnis pada pasar syariah karena alasan-alasan keagamaan yang lebih bersifat emosional , bukan karena ingin mendapatkan keuntungan finansial yang rasional. Sebaliknya,pada pasar konvensional atau non-syariah , orang ingin mendapatkan keuntungan financial yang sebesar-besarnya, tanpa terlalu peduli apakah bisnis yang digelutinya tersebut mungkin menyimpang atau malah bertentangan dengan ajaran agama nya(Islam).Ketika seorang nasabah rasional mendapatkan informasi bahwa suku bunga perbankan (konvensional) sedang tinggi , ia menarik dananya di bank syariah dan memindahkannya ke bank konvensional.Teori pemasaran konvensional mengatakan ini adalah sikap yang rasional karena dia mencoba menghindar dari situasi yang kurang menguntungkan. Ini juga bisa dikatakan cara berpikir emosional,karena hanya mempertimbangkan keuntungan dunia tetapi mengabaikan keuntungan akhirat.Sebaliknya seorang nasabah yang menurut sebagian pihak emosional karena mengedepankan nilai-nilai ajaran agamanya(Islam) dalam setiap pengambilan keputusan investasi ,sebenarnya mempunyai dua perspektif waktu.Pertama, perspektif waktu sekarang,yaitu ketika ia masih hidup didunia.Kedua,perspektif waktu setelah mati yaitu periode sejak nasabah meninggal atau kehidupan alam kubur sampai dengan waktu saat manusia akan dihitung amal baik dan buruknya selama hidup didunia (dihisab).Adanya perspektif waktu setelah mati pada nasabah Muslim inidapat menjelaskan mengapa seorang nasabah bank syariah bahkan bisa menerima keuntungan yang nilainya lebih kecil sepanjang hal itu halal.Praktik bisnis dan pemasaran sebenarnya bergeser dan mengalami transformasi dari level intelektual (rasional) , ke emosional , dan akhirnya ke spiritual.Pada akhirnya,konsumen akan mempertimbangkan kesesuaian produk dan jasa terhadap nilai-nilai spiritual yang diyakininya.Dilevel intelektual ,pemasaran memang menjadi seperti “robot” dengan mengandalkan kekuatan logika dan konsep-konsep keilmuan.Dilevel intelektual (rasional),pemasar menyikapi pemasaran secara fungsional-teknikal dengan menggunakan sejumlah tools pemasaran seperti , segmentansi ,targeting ,positioning, marketing-mix, branding, dan sebagainya.Dilevel emosional ,kemampuan pemasar dalam memahami emosi dan perasaan pelanggan menjadi penting.Jika di level intelektual pemasaran layaknya sebuah “robot” ,di level emosional pemasaran menjadi seperti ”manusia” yang berperasaan dan empatik.Beberapa konsep pemasaran yang ada pada level emosional ini antara lain experiential marketing dan emotional branding.Spiritual marketing merupakan tingkatan tertinggi.Orang tidak semata-mata  menghitung lagi untung atau rugi , tidak terpengaruh lagi dengan hal-hal yang bersifat duniawi.Dalam bahasa syariah ,spiritual marketing adalah tingkatan “pemasaran langit:” , yang karena didalam keseluruhan prosesnya tidak ada yang bertentangan  dengan prinsip-prinsip muamalah(bisnis syariah)., ia mengandung nilai-nilai ibadah ,yang menjadikannya berada pada puncak tertinggi dalam pemasaran atau muamalah.

2.      Spiritual marketing sebagai jiwa baru
Menurut Stephen R Covey,penulis buku legendaries , The 7 habbit of highly effective people.Di penghujung puncak kariernya sebagai konsultan kelas dunia, ia menerbitkan buku baru ,The 8th habbit : From effectiveness to greatness. Covey akhirnya berkesimpulan bahwa factor spiritual merupakan factor kunci terakhir yang harus dimiliki seorang pemimpin dalam suatu perusahaan.Ia menyebutnya dengan “voice”. Seorang pemimpin harus memiliki empat style yaitu pathfinding (perintisan),aligning (penyelarasan),empowering (pemberdayaan),dan modeling (panutan).Pada bagian akhir inilah Covey kemudian menyadari bahwa untuk menjadi pemimpin yang bisa jadi panutan (modeling),seorang pemimpin haruslah memimpin berdasarkan prinsip.Pemimpin harus mampu menyatukan kata dengan perbuatan, dan pemimpin adalah orang yang layak dipercaya.Kata kunci untuk semua ini adalah kejujuran yang senantiasa menjadi bagian dari nilai-nilai spiritual.Sebenarnya spiritual marketing ini dapat kita laksanakan dengan optimal jika dalam segala aktivitas sehari-hari kita menempatkan Tuhan sebagai holder utama.Inilah perbedaan pokok antara pemasaran biasa dan spiritual marketing.Kita menempatkan Tuhan sebagai satu-satunya pemilik kepentingan ( the ultimate stake holder).
3.  Karakteristik syariah marketing
Ada 4 karakteristik syariah marketing yang dapat menjadi panduan bagi para pemasar sebagai berikut :
1.Teistis ( rabbaniyyah )
2.Etis (akhalaqiyyah)
3.Realistis ( Al-waqi’iyyah)
4.Humanistis (Al-sinsaniyyah)
1.     Teistis ( Rabbaniyyah )
Salah satu ciri khas syariah marketing yang tidak dimiliki dalam pemasaran konvensional yang dikenal selama ini adalah sifatnya yang religious(diniyyah).Kondisi ini tercipta tidak karena keterpaksaan ,tetapi berangkat dari kesadaran akan nilai-nilai religious,yang dipandang penting dan mewarnai aktivitas pemasaran agar tidak terperosok kedalam perbuatan yang dapat merugikan orang lain.Jiwa seorang syariah marketer meyakini bahwa hukum-hukum syariat yang teistis atau bersifat ketuhanan ini adalah hukum yang paling adil,paling sempurna,paling selaras dengan segala bentuk kebaikan,paling dapat mencegah segala bentuk kerusakan,paling mampu mewujudkan kebenaran , memusnahkan kebatilan dan menyebarluaskan kemasalahan.Karena merasa cukup akan segala kesempurnaan dan kebaikannya,dia rela melaksanakannya.
3.      Etis (Akhalaqiyyah)
4.      Keistimewaan yang lain dari syariah marketer selain karena teistis (rabbaniyyah),juga karena ia sangat mengedepankan masalah akhlak(moral,etika)dalam seluruh aspek kegiatannya.Kasus Enron, WorldCom ,Global Crossing,serta beberapa kasus korupsi dinegara kita menunjukkan bahwa nilai-nilai etika dan moral sudah tidak lahi menjadi pedoman dalam berbisnis.Segala cara dihalalkan asalkan bisa mendapatkan keuntungan financial yang sebesar-besarnya.Sifat etis ini  sebenarnya merupakan turunan dari sifat teitis (rabbaniyyah)diatas.Dengan demikian syariah marketing adalah konsep pemasaran yang sangat mengedepankan nilai-nilai moral dan etika,tidak peduli apapun agamanya.Karena nilai-nilai moral dan etika adalah nilai yang bersifat universal,yang diajarkan oleh semua agama.
5.      Realistis (Al-Waq’iyyah)
6.      Syariah marketing bukanlah konsep yang eksklusif,fanatis,anti-modernitas,dan kaku.Syariah marketing adalah konsep pemsaran yang fleksibel sebagaimana keluasan dan keluwesan syariah Islamiyah yang melandasinya.
7.      Syariah marketer bukanlah berarti pemasar itu harus berpenampilan ala bangsa Arab dan mengharamkan dasi karena dianggap symbol masyarakat barat,misalnya.Syariah marketer adalah para pemasar professional dengan penampilan yang bersih rapi,dan bersahaja ,apapun model atau gaya berpakaian yang dikenakannya.Mereka bekerja dengan professional dan mengedepankan nilai-nilai religius,kesalehan,aspek moral,dan kejujuran dalam segala aktivitas pemasarannya.Ia tidak kaku,tidak eksklusif tetapi sangat fleksibel dan luwes dalam besikap dan bergaul.Ia sangat memahami bahwa dalam situasi pergaulan di lingkungan yang sangat heterogen,dengan bergam suku,agama,dan ras,ada ajaran yang diberikan oleh Allah Swt ,dan dicontohkan oleh Nabi untuk bisa bersikap lebih bersahabat,santun,dan simpatik terhadap saudara-saudaranya dari umat lain.Ada sejumlah pedoman dalam kemunafikan,kecurangan,kebohongan,atau penipuan yang sudah biasa terjadi dalam dunia bisnis.Akan tetapi,syariah marketing berusaha tegar,istiqamah,dan menjadi cahaya penerang ditengah-tengah kegelapan.
8.      Humanistis (Al-insaniyyah)
Keistimewaan syariah marketing yang lain adalah sifatnya yangsifatnya humanistis dan universal.Pengertian humanistis (al-insaniyyah) adalah bahwa syariah diciptakan untuk manusia agar derajatnya terangkat,sifat kemanusiaannya terjaga dan terpelihara,serta sifat kehewanannya dapat terkekang dengan panduan syariah.Dengan memiliki nilai humanistis ia menjadi manusia yang terkontrol dan seimbang (tawazun), bukan manusia yang serakah ,yang menghalalkan segala cara untuk meraih keuntungan yang sebesar-besarnya.Bukan menjadi manusia yang bisa bahagia diatas penderitaan orang lain atau manusia yang hatinya kering dengan kepedulian sosial.Syariat Islam adalah syariah humanistis(insaniyyah).Syariat Islam diciptakan untuk manusia sesuai dengan kapasitasnya tanpa menghiraukan ras, warna kulit ,kebangsaan dan status.Hal inilah yang membuat syariah memiliki sifat universal sehingga menjadi syariat humanistis universal.Diantara dalil-dalil tentang sifat humanistis dan universal syariat Islam adalah prinsip ukhuwwah insaniyyah (persaudaraan antarmanusia ).Islam tidak memedulikan semua factor yang membeda-bedakan manusia,baik asal daerah,warna kulit,maupun status social.Islam mengarahkan seruannya kepada manusia,bukan kepada sekelompok orang tertentu,atas dasar ikatan persaudaraan antar sesama manusia.






























REFERENSI :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar