(Tugas 2)
Nama :
Meytha Laelasari
Npm : 36214615
Matkul : Aspek Hukum dalam Bisnis
Dosen :
Rooshwan Budhi Utomo
“Menjalankan Bisnis
Dengan Etika”
Menurut Zimmerer (1996:20), etika bisnis adalah suatu kode
etik perilaku pengusaha berdasarkan nilai – nilai moral dan norma yang
dijadikan tuntunan dalam membuat keputusan dan memecahkan persoalan.
Menurut Ronald J. Ebert dan Ricky M. Griffin (200:80), etika
bisnis adalah istilah yang sering digunakan untuk menunjukkan perilaku dari
etika seseorang manajer atau karyawan suatu organisasi.
Semua keputusan perusahaan sangat memengaruhi dan
dipengaruhi oleh pemilik kepentingan. Pemilik kepentingan adalah semua individu
atau kelompok yang berkepentingan dan berpengaruh terhadap keputusan
perusahaan. Ada dua jenis pemilik kepentingan yang berpengaruh terhadap
perusahaan yaitu pemilik kepentingan internal dan eksternal.
Pemilik kepentingan eksternal meliputi :
1.
Investor
2.
Karyawan
3.
Manajemen
4.
Pimpinan
Pemilik kepentingan internal meliputi :
1.
Pelanggan
2.
Asosiasi dagang
3.
Kreditor
4.
Pemasok
5.
Pemerintah
Menurut Zimmerer (1996:21) yang termasuk kelompok pemilik
kepentingan yang memengaruhi keputusan bisnis adalah :
1. Para pengusaha dan mitra usaha
Selain merupakan pesaing, para pengusaha juga merupakan
mitra. Sebagai mitra, para pengusaha merupakan relasi usaha yang dapat bekerja
sama dalam menyediakan informasi atau sumber peluang. Misalnya akses pasar,
bahan baku, dan sumber daya lainnya. Bahkan mitra usaha dapat berperan sebagai
pemasok, produsen, dan pemasar. Loyalitas mitra usaha akan sangat bergantung
pada kepuasan yang mereka terima (
bagian dari kepuasan pemilik kepentingan ) perusahaan.
2. Petani dan perusahaan pemasok bahan baku
Petani dan perusahaan berperan dalam menyediakan bahan baku.
Pasokan bahan baku yang kurang bermutu dan lambat dapat memengaruhi kinerja
perusahaan. Oleh karena itu perusahaan dan petani yang memasok bahan baku
merupakan faktor yang langsung memengaruhi keputusan bisnis. Keputusan dalam
menentukan kualitas barang dan jasa sangat bergantung pada pemasok bahan baku.
3. Organisasi pekerja yang mewakili pekerja
Organisasi atau serikat pekerja dapat memengaruhi keputusan
melalui proses tawar menawar secara kolektif. Tawar menawar tingkat upah,
jaminan sosial, kesehatan, kompensasi, dan jaminan hari tua sangat berpengaruh
langsung terhadap pengambilan keputusan. Perusahaan yang tidak melibatkan
organisasi pekerja dalam mengambil keputusan sering menimbulkan protes – protes
yang mengganggu jalannya perusahaan. Ketidakloyalan para pekerja dan protes
buruh adalah akibat dari ketidakpuasan mereka terhadap keputusan yang diambil
perusahaan.
4. Pemerintah yang mengatur kelancaran aktivitas usaha
Pemerintah dapat mengatur kelancaran aktivitas usaha melalui
serangkaian kebijaksanaan yang dibuatnya. Peraturan dan perundang – undangan
pemerintah sangat berpengaruh terhadap iklim usaha. Undang – undang monopoli,
hak paten, hak cipta, dan peraturan yang melindungi dan mengatur jalannya usaha
sangat besar pengaruhnya terhadap dunia usaha.
5. Bank penyandang dana perusahaan
Bank selain fungsinya sebagai jantung perekonomian secara
makro, juga berfungsi sebagai lembaga yang dapat menyediakan dana perusahaan.
Neraca – neraca perbankan yang kurang likuid dapat memengaruhi neraca – neraca
perusahaan yang tidak likuid.
Sebaliknya, Neraca – neraca perusahaan yang kurang likuid dapat memengaruhi
keputusan bank dalam menyediakan dana bagi perusahaan. Bunga kredit bank dan
pesyaratan yang dibuat bank penyandang dana sangat besar pengaruhnya terhadap
keputusan yang diambil dalam bisnis.
6. Investor penanaman modal
Investor penyandang dana dapat memengaruhi perusahaan
melalui serangkaian persyaratan yang diajukannya. Persyaratan tersebut akan
mengikat dan sangat besar pengaruhnya dalam pengambilan keputusan. Misalnya
seperti standar tenaka kerja, bahan baku, produk, dan aturan lainnya. Jadi
loyalitas investor sangat bergantung pada tingkat kepuasan mereka atas hasil
modal yang ditanamkan.
7. Masyarakat umum yang dilayani
Masyarakat umum yang dilayani dapat memengaruhi keputusan
bisnis. Mereka akan menanggapi dan memberikan informasi tentang bisnis. Mereka
juga merupakan konsumen yang akan menentukan keputusan – keputusan perusahaan,
baik dalam menentukan produk barang dan jasa yang dihasilkan maupun teknik
produksi yang digunakan. Tanggapan terhadap operasi perusahaan, kualitas,
harga, dan jumlah barang serta layanan perusahaan memengaruhi keputusan –
keputusan perusahaan.
8. Pelanggan yang membeli produk
Pelanggan yang membeli produk secara langsung dapat
memengaruhi keputusan bisnis. Barang dan jasa yang akan dihasilkan, jumlah, dan
teknologi yang diperlukan sangat ditentukan oleh pelanggan dan memegnaruhi
keputusan – keputusan bisnis.
Selain kelompok – kelompok tersebut di atas, beberapa
kelompok lain yang berperan dalam perusahaan adalah para pemilik kepentingan
kunci seperti manajer, direktur, dan kelompok khusus. Semua kelompok
kepentingan baik secara internal maupun eksternal oleh zimmerer ditunjukkan
pada gambar
Selain etikadan perilaku yang tidak kalah penting adalah
norma etika. Menurut Zimmerer (1996:22) ada tiga tingkatan norma etika :
Hukum, berlaku
bagi masyarakat secara umum yang mengatur perbuatan yang boleh dilakukan dan
tidak boleh dilakukan. Hukum hanya mengatur standar perilaku minimum.
Kebijakan dan
prosedur organisasi, memberi arahan khusus bagi setiap orang dalam organisasi
dalam mengambil keputusan sehari – hari. Para karyawan akan bekerja sesuai
dengan kebijakan dan prosedur perusahaan.
Moral sikap mental
individual, sangat penting untuk menghadapi suatu keputusan yang tidak diatur
oleh aturan formal. Nilai moral dn sikap mental individual biasanya berasal
dari keluarga, agama, dan sekolah. Sebagian lain yang menentukan etika perilaku
adalah pendidikan, pelatihan, dan pengalaman. Kebijakan dan aturan perusahaan
sangat penting terutama untuk membantu, mengurangi, dan mempertinggi pemahaman
karyawan tentang etika perilaku.
Menurut Zimmerer (1996), kerangka kerja etika dapat
dikembangkan melalui tiga tahap :
1. Mengakui dimensi – dimensi etika yang ada sebagai suatu
alternatif atau keputusan. Artinya, sebelum wirausaha menginformasikan suatu
keputusan etika yang dibuat, terlebih dahulu ia harus mengakui etika yang ada.
2.
Mengidentifikasi pemilik kepentingan kunci yang terlibat dalam pengambilan
keputusan. Setiap keputusan bisnis akan memengaruhi dan dipengaruhi oleh
berbagai pemilik kepentingan.
3. Membuat
pilihan alternatif dan membedakan antara tanggapan etika dan bukan etika.
Ketika akan membuat pilihan alternatif tanggapan etika dan bukan etika serta
mengevaluasi dampak positif dan negatifnya, manajer akan menemukan beberapa hal
berikut :
a. Prinsip –
prinsi dan etika perilaku
b. Hak hak moral
c. Keadilan
d. Konsekuensi
dan hasil
e. Pembenaran
publik
f. Intuisi dan
pengertian / wawasan.
4. Memilih
tanggapan etika yang terbaik dan mengimplementaasikannya. Pilihan tersebut
harus konsisten dengan tujuan, budaya, dan sistem nilai perusahaan serta
keputusan individu.
Oleh karena itu ada tiga tipe
manajer dilihat dari sudut etikanya :
1. Manajemen
Tidak Bermoral. Manajemen tidak bermoral didorong oleh kepentingan dirinya
sendiri, demi keuntungan sendiri atau perusahaan. Kekuatan yang menggerakan
manajemen immoral adalah kerakusan/ketamakan yaitu berupa prestasi organisasi
atau keberhasilan personal.
2. Manajemen
Amoral. Tujuan utamanya adalah laba,
akan tetapi tindakannya berbeda dengan manajemen immoral. Yang membedakannya
yaitu mereka tidak dengan sengaja melanggar hukum atau norma etika. Yang
terjadi pada manajemen amoral adalah bebas kendali dalam pengambilan keputusan,
artinya mereka tidak mempertimbangkan etika dalam mengambil keputusan.
3. Manajemen
bermoral. Bertujuan untuk meraih keberhasilan, tetapi menggunakan aspek legal
dan prinsip – prinsip etika. Filosofi manajer bermoral selalu melihat hukum
sebagai standar minimum untuk beretika dalam perilaku.
Referensi :