Jumat, 15 April 2016

Pendekatan permasalahan syariah dan membangun bisnis dengan nilai syariah


Nama       : Meytha LAelasari
Npm        : 36214615
Kelas       : 2dd02
Dosen      : Supriyo Hartadi W
A. Pendekatan Permasalahan Syariah

1.       Berbisnis dengan konsep syariah
Konsep tersebut menurutnya tidak terlepas dari pengalaman hidupnya, terlebih sejak dia mengenal hukum-hukum Islam termasuk yang berlandaskan Alquran dan Hadis di tahun 2003. Sejak itu, dia memutuskan mengubah pola bisnis yang di jalan-kannya. Konsep ini memang sempat membuat salah satu usahanya di Aceh mengalami penurunan drastis, namun hal tersebut tidak membuat Chaidil menyerah. Saat itu sekitar awal tahun 2000-an, dia menerapkan konsep kafe lengkap dengan hiburan berupa live music Di antara beberapa konsep syariah yang dilakukannya adalah selalu menutup toko di saat memasuki waktu salat Konsep inilah yang kemudian membuat dia menerapkan konsep take away`


2.      Berbisnis dengan Qolbu
Berbisnis jangan dengan nafsu tapi dengan hati yang bersih. DBS hanya sebagai alat saja untuk mencapai finansial yang aman dan dalam rangka membangun ekonomi umat yang akhir-akhir ini sangat mengkhawatirkan.

Pertama, kita diciptakan oleh Allah untuk menjadikan segala aktifitas kita sebagai ibadah. Itu artinya bisnis bagi kita adalah ibadah, bukan semata – mata mencari uang.
Kedua, tugas hidup kita menjadi khalifah. Kita diberi kesempatan hidup di dunia satu kali oleh karena itu kita harus berkarya seoptimal mungkin, sehingga saat kematian kita kelak adalah puncak kita berkarya dalam hidup ini yang bermanfaat bagi peradaban manusia, mensejahterakan diri dan mensejahterakan orang lain.
Ketiga, tugas kita dalam bahasa agama disebut dakwah. Artinya apapun aktifitas yang kita lakukan harus menjadi pencerminan pribadi pribadi yang menjadi teladan dalam kebenaran. ini penting, ibadah, khalifah dan dakwah. Saudaraku, ada orang yang sibuk dengan membanting tulang demi mencari sesuap nasi. Ini rugi, sudah tulang yang dibanting hanya sesuap yang dicari.
Yang namanya untung itu kalau bisnis ini menjadi amal. karena kita semua pasti mati dan yang dibawa ke akhirat itu bukan uangnya tapi amalnya. Oleh karena itu sejak mulai dari niat harus benar kalau niat sudah salah, cara juga salah, tindakan kita tidak akan menjadi amal walaupun mungkin menghasilkan uang. Namun untuk apa itu semua, karena uang tidak bisa kita bawa mati.

Kedua, yang disebut untung adalah, kalau dalam bisnis, nama kita menjadi semakin lebih baik. Nabi Muhammad itu benar – benar menjadi orang yang sangat credible, Al Amien seorang yang sangat – sangat terpercaya. Orang tidak ragu saja kepada perkatannya. Makanya bagi kami bisnis itu kecil, tapi nama baik itu yang sangat penting

Ketiga, yang namanya untung itu ketika dalam bisnis, kita bisa manambah ilmu, karena tanpa penambahan ilmu, pengalaman dan wawasan, keuntungan yang didapat bisa menjadi bumerang. Segalanya berubah dalam hidup ini, bagaimana mungkin menyikapinya tanpa kemampuan yang berubah. Saat ini untung, tapi besok lusa bisa jadi keuntungan ini akan menjadi sumber kerugian. Makanya keuntungan berupa uang yang tidak meng - upgrade diri kita, itu sebetulnya tidak untung.
Yang keempat, keuntungan adalah ketika dengan bisnis, menambah silaturahmi, menambah saudara, karena persaudaraan itu mahal. Dan yang kelima, yang disebut keuntungan bagi bisnis yang bernuansa religi adalah bagaimana dengan bisnis makin banyak orang yang mendapatkan keuntungan. Karena setiap orang yang beruntung, yang menjadi bagian dari bisnis kita, itu akan menjadikan kebagian diri kita pula.

            3.  9 Etika Pemasaran
Dalam Islam terdapat sembilan macam etika (akhlak) yang harus dimiliki seorang tenaga pemasaran. Yaitu: (1) Memiliki kepribadian spiritual (taqwa); (2) Berkepribadian baik dan simpatik (shiddiq); (3) Berlaku adil dalam berbisnis (al-’adl); (4) Melayani nasabah dengan rendah hati (khitmah); (5) Selalu menepati janji dan tidak curang (tahfif); (6) Jujur dan terpercaya (amanah); (7) Tidak suka berburuk sangka; (8) Tidak suka menjelek-jelekkan; dan (9) Tidak melakukan suap (risywah).

B.     Membangun Bisnis dengan nilai-nilai syariah

1.      Membangun Nilai Kejujuran dalam Bisnis
Oleh karena itu, sifat terpenting bagi pembisnis yang diridhoi aullah adalah kejujuran. Dalam sebuah hadis dikatakan : “ pedagang yang jujur dan dapat dipercaya (penuh amanah ) adalah bersama para nabi, orang orang membenarkan risalah nabi (syahiddiqin) dan para syuhada orang yang mati syahid). (“ HR Al – Tirmidzi).
            Kejujuran ini merupakan factor penyebab keberkahan bagi pedagang dan pembeli, sebagaimana tersebut dalam sebuah hadis sahih, “ penjual dan pembeli mempunyai hak untuk menentukan pilihan selama belum masih berpisah. jika keduanya berlaku jujur dan menjelaskan yang sebenarnya, diberkatilah transaksi mereka. Namun, jika keduanya saling menyembunyikan kebenaran dan berdusta, keduanya bias jadi mendapatkan keuntungan tetapi melenyapkan keberkahan transaksinya “( HR Muttafaq’Alaih dan Hakim ibn Hizam ).

            Kedustaan yang paling tercela adalah jika diiringi dengan sumpah kepada Allah Ta’ala. Inilah sumpah bohong, sumpah jahat, atau sumpah al – ghamus ( pejerumusan) yang menjemuskan pelakunya kedalam dosa di bdunia neraka di akhirat.syariah membenci banyaknya bersumpah dalam berdagang meskipun ia jujur, karena didalam sumpah ada unsure pelecehan nama allah. Orang yang banyak melakuakanya dikhawatirkan akan terjerumus dalam kebohongan. Apalagi jika sumpah tersebut memeng bohong. Rasullulah bersabda “ empat golongan yang dibenci oleh allah : penjual yang banyak bersumpah, orang miskin yang sombong, orang tua yang berzina, dan pemimpin yang durjanah” ( HR Al- Nasa’I dan ibn Hibban)

            Al – quran memerintahkan pada manusia untuk jujur, tulus, ikhlas, dan benar dalam semua perjalanan hidupnya, dan ini sangat dituntut dalam bidang bisnis syariah. Jika penipuan dan tipu daya dikutuk dan dilarang, maka kejujuran tidak hanya diperintahkan, tetapi dinyatakan sebagai keharusan yang mutlak.
Sikap kejujuran akan terlihat dalam kemempuan dan menjalankan amanah – amanah dalam sikap kepercayaan yang diberikan kepadanya. Firman Allah SWT.

 “ Hai orang – orang yang beriman, janganlah kamu menghianati Allah dan Rasul ( Muhamad ) dan janganlah  kamu menghianati amanat – amanat yang dipercayakan kepadamu, sedangkan kamu mengetahui ( QS Al- Anfal [8] : 27 ).
Oleh karena itu, prinsip amanah yang menjujung tinggi kejujuran tersebut harus disertai dengan profesionalisme. Profesionalisme adalah bagian yang penting dari prinsip amanah dan muamalah.Al-Quran mengajarkan dalam suatu kisah yang sangat menarik, ketika putri Nabi syu’aib memohon kepada ayahhandanya agar berkenaan memperkerjakan Sayyidina Musa a.s., sebagai sosok pemuda yang qawi   ( kuat / professional ).
 Firman Allah Swt , “ wahai ayahandaku, ambilah dia sebagai orang yang bekerja ( pada usaha kita ), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang engkau ambil untuk bekerja ( pada kita ) ialah orang yang paling kuat  (professional ) lagi terpercaya ( amanah )” ( QS Al- Qashash [ 28]:26 )

2.      Keadilan Keserakahan
Etika Bisnis Syariah
Berikut adalah nilai-nilai etika islam yang dapat mendorong bertumbuhnya dan suksesnya bisnis yaitu:
1) Konsep Ihsan
Ihsan adalah suatu usaha individu untuk sungguh-sungguh bekerja keras tanpa kenal menyerah dengan dedikasi penuh menuju optimalisasi, sehingga memperoleh hasil maksimal.

2) Itqan
Artinya berbuat sesuatu dengan teliti dan teratur. Jadi harus bisa menjaga kualitas sehingga hasilnya maksimal
3) Konsep hemat
4) Kejujuran dan Keadilan
5) Kerja Keras
Terdapat beberapa hal penting terkait dengan dasar etika dalam bisnis syariah, yaitu menyangkut: janji, utang piutang, tidak boleh menghadang orang desa ke perbatasan kota, kejujuran dalam jual beli, ukuran takaran dan timbangan, perilaku hemat, masalah upah, mengambil hak orang lain, memelihara bumi, perintah berusaha dan batasan pengumpulan harta.

Prioritas-prioritas yang harus didahulukan adalah:
1) Mendahulukan mencari pahala yang besar dan abadi di akhirat ketimbang keuntungan kecil dan terbatas yang ada di dunia;
2) Mendahulukan sesuatu yang secara moral bersih daripada sesuatu yang secara moral kotor, meskipun akan mendatangkan keuntungan yang lebih besar;
3) Mendahulukan pekerjaan yang halal daripada yang haram;
4) Mendahulukan bisnis yang bermanfaat bagi alam dan lingkungan sekitarnya daripada bisnis yang merusak tatanan yang telah baik.
dalam segala hal termasuk dalam bidang ekonomi/bisnis. Begitu juga bertanggung jawab atas kebebasan dalam bisnis
3.      Sifa-sifat yang membangun dalam mengelola bisnis
6 langkah yang dapat Anda terapkan untuk membangun karakter kepemimpinan.
1. Bereskan Hal Kecil Lebih Dahulu
Bagaimana cara memulai sesuatu? Anda harus memulai dengan memperhatikan hal-hal yang kecil. Sama halnya seperti kepemimpinan, Anda harus mulai dengan yang kecil dan meningkatkannya secara bertahap. “Mulailah mengerjakan apa yang perlu, kemudian lakukan apa yang bisa dikerjakan dan tiba-tiba Anda akan mampu mengerjakan apa yang tidak mungkin Anda kerjakan”. Napoleon berkata, “Satu-satunya penaklukan permanen dan tidak menyisakan penyesalan adalah penaklukan atas diri sendiri”.
2. Kearifan
Kearifan merupakan kemampuan menemukan akar dari masalah. Tergantung pada intuisi dan pikiran yang sehat serta rasional. Kearifan dibutuhkan untuk memaksimalkan efektivitas. Temukan akar masalah, tingkatkan kemampuan menyelesaikan akar masalah, evaluasilah opsi Anda untuk memperoleh pengaruh maksimal, dan terakhir gandakan peluang Anda.
3. Karakter adalah Segalanya
Jawabannya terletak pada kualitas karakter setiap orang! Ukuran kepemimpinan yang sejati adalah kemampuan persuasi Anda, tidak lebih & tidak kurang. Pupuklah kualitas karakter yang diperlukan untuk menjadi seorang pemimpin, jadilah seorang yang berhasil dan memiliki kemauan keras.
4. Mengembangkan Orang Lain
Orang yang bertujuan dan berusaha mengembangkan nilai orang lain menghargai apa yang dihargai sesama tim. Orang yang mengembangkan orang lain menambahkan nilai bagi sesama tim mereka. Orang yang mengembangkan orang lain membuat diri mereka jadi lebih berharga. Bayangkan betapa seseorang akan menghargai Anda yang telah membantu menunjukkan kekuatan mereka dan membantu mereka mengembangkannya.
   
5. Kemampuan Untuk Tetap Fokus
Kunci untuk menjadi pemimpin efektif adalah kemampuannya dalam menetapkan prioritas & keahlian berkonsentrasi. Para pemimpin sukses yang efektif telah menginvestasikan waktu dalam jumlah yang besar untuk fokus pada apa yang bisa mereka kerjakan dengan baik. Berfokuslah pada kekuatan Anda dan kembangkan hal itu. Tetapkan prioritas Anda dan fokuslah pada kekuatan Anda pada hari ini.
6. Kejelasan Visi
Visi adalah segalanya bagi seorang pemimpin karena visilah yang memimpin seorang pemimpin. Visi memicu dan menjadi bahan bakar utama dalam diri untuk berkembang. Visi memiliki fungsi sebagai pemicu dan pendorong semangat bagi orang lain untuk mengikuti si pemimpin. Tanpa visi, seseorang hanya akan berputar-putar dalam lingkaran yang menjebak. Seandainya Anda dapat pergi kemana saja, lalu kemana Anda ingin pergi? Akankan Anda memilih suatu tujuan dan mengarah pada tujuan itu, atau membiarkan diri sendiri tersapu bersama air pasang, membiarkan orang lain menentukan kemana Anda akan menuju. Pilihan itu terserah pada Anda sendiri.
Referensi :  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar